Kita tak pernah benar-benar siap kehilangan seseorang yang selalu tenang, bahkan dalam diamnya.
Dr. Albertus Djaja, sosok yang tidak banyak bicara namun selalu punya cara membuat orang merasa aman, telah berpulang. Bukan karena usia senja, bukan karena sakit yang panjang. Ia pergi begitu saja—tanpa pamit, tanpa guncang.
Yang tertinggal adalah hening. Tapi juga dalamnya jejak kemanusiaan.
Ia Bukan Sekadar Dokter—Ia Adalah Pelipur Luka
Pasien-pasiennya tidak hanya datang untuk meminta resep, mereka datang untuk merasa ditenangkan. Dr. Albertus tidak pernah terburu-buru. Ia tidak membaca data sebelum membaca wajah. Ia tidak menulis resep sebelum mendengar sampai akhir.
“Kalau dokter lain menyembuhkan penyakit, Pak Albertus menyembuhkan hati,” tulis seorang pasien di komentar media sosial.
Dalam dunia yang serba cepat, ia menjadi pelan. Dan justru di situlah orang merasa dilihat.
Oktaviana Thamrin: Perempuan yang Tidak Membutuhkan Sorotan untuk Bersinar
Di balik sosok sunyi itu, ada seseorang yang terus berjalan di sampingnya: Oktaviana Thamrin. Ia bukan istri yang hobi membagikan kisah cinta ke publik. Tapi setiap orang tahu, nama itu tidak pernah jauh dari kehidupan Albertus.
Mereka seperti dua garis tenang yang berjalan sejajar. Tidak banyak kata, tidak banyak pamer. Hanya saling tahu arah.
Kini, Oktaviana tak lagi menggandeng tangan itu. Tapi ia tahu, dalam sepi ini, ada cinta yang tak pernah benar-benar selesai.
Kehidupan pribadinya bisa kamu temukan di Instagram: @oktavianathamrin — sebuah laman yang sunyi, tapi jujur.
Hari Itu Biasa Saja, Sampai Ia Tak Lagi Kembali
Tidak ada firasat. Tidak ada pesan terakhir. Hanya pagi yang biasa—hingga sore datang dengan kabar yang tak bisa dicerna cepat-cepat: Dr. Albertus Djaja meninggal dunia.
Tidak dengan keributan. Tidak dengan unggahan ramai. Ia pergi seperti caranya hidup: pelan, tapi dalam.