Name: Memanipulasi Statistik Adalah Penyakit China. | Videos | Gan Jing World
Uploaded: 2023-11-24T17:26:07.782Z
Duration: 5 min 33 s
Description: China selalu berusaha membuat statistik terlihat lebih baik dari yang sebenarnya, dan praktik ini mempunyai konsekuensi yang serius. Ini adalah argumen dalam a... | Videos | Gan Jing World

China Terkini

https://video4-us-west.cloudokyo.cloud/video/v6/cf/be/56/cfbe56ef-18b5-4883-a8ed-8a74b313c665/master.m3u8

China selalu berusaha membuat statistik terlihat lebih baik dari yang sebenarnya, dan praktik ini mempunyai konsekuensi yang serius.

Ini adalah argumen dalam artikel Biaya Memanipulasi Statistik, yang diterbitkan pada tanggal 15 November dan ditulis oleh Ichiro Suzuki.

Kecenderungan untuk menyajikan statistik dalam sudut pandang yang lebih menguntungkan daripada yang sebenarnya merupakan titik fokus dari artikel "Biaya Memanipulasi Statistik", yang diterbitkan pada tanggal 15 November dan ditulis oleh Ichiro Suzuki.

Ichiro Suzuki adalah anggota kelompok penasihat di Mayo Center for Asset Management di Darden School of Business, University of Virginia.

Menurut penulis, statistik ekonomi China tidak bisa diambil begitu saja.

Hal ini telah dipahami dengan baik di kalangan ekonom dan investor selama bertahun-tahun.

Negara ini selalu berusaha membuat mereka terlihat lebih baik dari yang sebenarnya, dengan melaporkan angka yang lebih atau kurang tergelembung.

Dikatakan Angka konsumsi listrik lebih bisa mewakili kondisi perekonomian China dibandingkan produk domestik bruto.

Angka-angka listrik diyakini lebih sulit dipalsukan dibandingkan angka pertumbuhan, sehingga lebih mendekati kebenaran.

Kecenderungan untuk menjadikan diri mereka terlihat lebih baik disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, aspirasi, rasa rendah diri, kesombongan, kebanggaan nasional, ego yang besar, dan lain-lain.

Para pemimpin PKC berpikir, Kerajaan Tengah atau Cungkuo harus lebih baik dari sekarang.

Jika tidak maka akan sulit bagi mereka untuk memaksakan kehendaknya kepada negara lain, khususnya negara-negara berkembang.

Kecenderungan ini tampaknya semakin meningkat dalam 10 tahun terakhir sejak Xi Jinping naik ke tampuk pimpinan menggantikan Hu Jingtao.

Xi Jinping jauh lebih nasionalis dibandingkan para pendahulunya dalam beberapa dekade terakhir, dan memiliki toleransi yang lebih kecil terhadap pengungkapan sisi negatif China kepada dunia.

Pengumuman angka-angka ekonomi penting ditunda jika diyakini menyinggung perasaan Xi Jinping, dan angka-angka ini bahkan lebih tidak dapat dipercaya dibandingkan dengan angka-angka di masa lalu.

Kita tidak dapat menebak seberapa besar penyimpangan yang terjadi antara ukuran resmi perekonomian China sebesar $17,7 triliun dan apa pun kenyataannya, dengan asumsi angka pertumbuhan yang dilaporkan telah meningkat selama bertahun-tahun.

Hal yang sama juga berlaku untuk statistik lainnya, seperti yang disediakan oleh lembaga internasional.

Angka kelahiran dan angka terkait demografi lainnya juga banyak dipertanyakan.

Menurut PBB, Tingkat kesuburan China sebesar 1,2 sudah lebih rendah dibandingkan Jepang yang sebesar 1,3.

Ada kemungkinan besar bahwa angka tersebut lebih rendah dari 1,2 mengingat faktor-faktor unik yang memberikan tekanan pada demografi di China, Jumlah laki-laki yang ada di pasar lebih besar dibandingkan perempuan, dan laki-laki terikat oleh kewajiban untuk membeli rumah sebelum menikah.

Terlebih lagi, perempuan berpendidikan menikmati karir mereka dan tidak tertarik untuk menikah dengan laki-laki dengan pendidikan lebih rendah dan berpenghasilan lebih rendah.

Tentu saja, sangat sulit untuk membuat perkiraan terbaik berdasarkan data buram yang disediakan secara resmi.

Yang lebih serius lagi, angka kredit bermasalah (NPL) resmi jelas lebih rendah dibandingkan angka sebenarnya saat ini dan di masa depan.

Yang ini lebih rendah, dibandingkan dengan sebagian besar lainnya yang lebih tinggi.

NPL adalah monster yang terus tumbuh seiring dengan kinerja perekonomian yang buruk.

Pertumbuhan yang di bawah standar terus menciptakan pinjaman-pinjaman baru yang tidak dapat dibayar kembali pada waktunya, karena para peminjam berjuang di tengah lingkungan ekonomi yang penuh tantangan.

Semakin lama perekonomian mengalami kesulitan, semakin besar pula NPL.

Tidak ada pemerintah yang berani memprediksi NPL yang sangat besar sampai mereka terpaksa melakukannya, termasuk China.

Keinginan besar China untuk membuat keadaan menjadi lebih baik mempunyai konsekuensi serius.

Dalam kasus NPL, pemerintah selalu tertinggal dalam mengatasi pertumbuhan NPL yang semakin meningkat dan menjadi hambatan untuk memulihkan kesehatan ekonomi.

Dalam hal pertumbuhan ekonomi, data yang dimanipulasi mengarah pada kapasitas yang berlebihan.

Kapasitas yang terlalu besar selalu menjadi masalah dalam perekonomian China sejak satu dekade lalu, ketika tingkat pertumbuhannya mulai menunjukkan perlambatan.

Hal ini menyebabkan tingkat leveret operasional yang tinggi sehingga merugikan profitabilitas perekonomian.

Kapasitas yang berlebihan juga cenderung memberikan tekanan pada harga, karena pasar dibanjiri penjual yang ingin membuang produknya dengan harga berapa pun.

Lingkungan laba yang lemah adalah resep bagi NPL yang lebih besar, yang pada gilirannya mengejutkan para pembuat kebijakan.

#cina #china #tiongkok #statistik #statistikbisnis #rekayasa #kebohongan #beltand road #ekonomi #manipulasi