Name: Permohonan 'Ibu-Ibu Tiananmen' Untuk Dialog Dengan Xi Jinping | Video | Gan Jing World - Bahasa Indonesia
Uploaded: 2024-06-20T05:23:10.004Z
Duration: 10 min 12 s
Description: Pada malam tanggal 4 Juni, Ibu-Ibu Tiananmen, sekelompok keluarga para korban, merilis film pendek d... | Video | Gan Jing World - Bahasa Indonesia

Lensa China

https://video1-us-west.cloudokyo.cloud/video/v9/de/ab/2e/deab2e45-4310-4589-998e-d72c68bb0a20/master.m3u8

Pada malam tanggal 4 Juni, Ibu-Ibu Tiananmen, sekelompok keluarga para korban, merilis film pendek di luar China dan membacakan surat terbuka yang memohon sekali lagi untuk berdialog dengan pemerintah China.

Mereka menegaskan kembali tiga tuntutan mereka: kebenaran, kompensasi, dan akuntabilitas.

Secara rinci, surat tersebut menyatakan bahwa Pembantaian 4 Juni adalah sebuah tragedi sejarah yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah PKC dan harus ditangani serta dijelaskan kepada masyarakat.

Selama 35 tahun, keluarga-keluarga ini menanggung penderitaan karena kehilangan orang yang mereka cintai, banyak di antaranya adalah orang tua yang telah meninggal.

Jika pemerintah sungguh-sungguh mengatasi tragedi ini, maka hal ini akan sangat menghibur para orang tua yang masih hidup.

Ibu-ibu Tiananmen telah menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap sikap diam pemerintah selama 35 tahun dan penolakan mereka untuk menerima atau menoleransi narasi sejarah menyimpang dari gerakan mahasiswa tahun 1989 oleh PKC, yang memutarbalikkan fakta dan mengabaikan kebenaran.

Pada pagi hari tanggal 4 Juni 1989, PKC mengerahkan militer untuk secara brutal menindas mahasiswa dan warga Beijing yang menyuarakan kebebasan dan demokrasi, yang mengakibatkan pembantaian yang mengejutkan China dan komunitas internasional.

Para Ibu Tiananmen menuntut dalam surat terbuka mereka agar pemerintah memberikan informasi yang akurat tentang berapa banyak orang yang meninggal, terluka, atau terkena dampaknya.

Pemerintah berhutang kepada masyarakat untuk mempublikasikan nama-nama korban meninggal dan mengeluarkan permintaan maaf publik.

Sejak tahun 1989, Partai Komunis China menyebut insiden tanggal 4 Juni sebagai “kekacauan politik pada pergantian musim semi dan musim panas tahun 1989,” dan secara konsisten menggolongkannya sebagai “kerusuhan kontra-revolusioner.”

Pada tanggal 16 November 2021, sidang pleno keenam Komite Sentral Partai Komunis China ke-19 secara singkat menyebutkan gerakan demokrasi 4 Juni dan Pembantaian Tiananmen dalam sebuah resolusi, namun masih membingkainya dalam istilah gejolak politik dan gejolak yang berlawanan.

Mengenai masalah ini, Zheng Xuguang, seorang sarjana di Amerika Serikat dan saksi tanggal 4 Juni, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa dari sudut pandang PKC, mengakui bahwa penembakan tanggal 4 Juni adalah kejahatan berat tidak akan memberikan ruang untuk mundur.

Xing berkata, "Bagaimana Anda bisa mengakui kesalahan dalam pembunuhan? Xi Jinping dan Partai Komunis saling bergantung. Jika saya membenarkan tanggal 4 Juni, itu akan menyoroti keputusan bijak saya, tetapi Partai Komunis harus mundur. Dia perlu untuk mempertimbangkan hal ini. Apakah menurut Anda dia akan membenarkan 4 Juni? Saya yakin dia tidak akan melakukannya karena ideologi dan kalibernya kurang memiliki kesadaran seperti itu."

Pada periode 4 Juni, Xi Jinping memerintah wilayah Ningde di Provinsi Fujian.

Menurut media resmi, Xi secara aktif bekerja sama dengan Komite Sentral PKC untuk mencegah mahasiswa dari Zhejiang dan Wenzhou berpindah lintas provinsi ke Fujian untuk melakukan protes.

Dia juga menginstruksikan semua pasukan keamanan publik di wilayah tersebut untuk memantau secara ketat aktivitas dan memastikan stabilitas.

Setelah gerakan mahasiswa, pada tanggal 30 Juli 1989, Xi bertemu dan berfoto dengan pejabat keamanan publik, menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga konsistensi yang tinggi dengan Komite Sentral Partai dan dengan tegas mengikuti perintah Komite Sentral Partai.

Berbeda dengan Xi Jinping, yang menjadi Sekretaris Partai Kota Fuzhou pada tahun berikutnya, beberapa pejabat PKC yang menentang penindasan gerakan mahasiswa dipecat atau dikesampingkan.

Ibu-Ibu Tiananmen adalah kelompok hak asasi manusia yang didirikan oleh keluarga mereka yang tewas dalam insiden 4 Juni, diwakili oleh juru bicara You Weijie.

Setiap tahun, pada peringatan tanggal 4 Juni, mereka mengeluarkan surat terbuka kepada pihak berwenang yang menuntut kejelasan mengenai kejadian tersebut, kompensasi bagi keluarga, dan akuntabilitas bagi mereka yang bertanggung jawab.

Surat tahun ini ditandatangani oleh 114 anggota keluarga.

Namun, seperti kejadian 4 Juni itu sendiri, surat terbuka ini hanya dapat dipublikasikan di luar firewall PKC karena diblokir di internet daratan.

Zhang Xianling, seorang Ibu-Ibu Tiananmen, menulis pada peringatan 15 tahun tanggal 4 Juni tentang bagaimana dia menceritakan ratusan kali kematian putranya Wang Nan dalam insiden tersebut, dengan mengatakan, "Air mata saya telah mengering, tetapi saya sangat merasakannya penderitaan saya bukan hanya penderitaan pribadi atau terbatas pada keluarga saya saja, namun penderitaan seluruh bangsa kita."

#china #cina #tiongkok #tiananmen #ibuibu #demokrasi #kebebasan #insiden #kompensasi #keadilan #kebenaran #sejarah #memori #korban #partaikomunis #gerakan #4juni #diktator #protes #mahasiswa