Gede Ricky Sukarta

"Bulan Purnama Menyambut Hari Raya Galungan: Sebuah Simfoni Alam dan Spiritualitas Bali"

Pada Rabu, 23 April 2025, langit Bali diselimuti keindahan yang tak terlukiskan. Bulan Purnama bersinar penuh keagungan, memantulkan cahaya keperakan di atas langit biru nan jernih. Bintang-bintang kejora bertaburan, seolah menjadi saksi bisu kedamaian yang menyelimuti pulau dewata. Suasana malam itu begitu damai, asri, dan sarat makna.

Bulan Purnama tak hanya menghiasi langit, tetapi juga menjadi simbol kemenangan Dharma melawan Adharma—kemenangan kebaikan atas kejahatan, kesucian atas keburukan. Inilah hakikat dari Hari Raya Galungan, saat seluruh umat Hindu merayakan hadirnya kemenangan spiritual, mempersembahkan doa-doa dan sesajen sebagai bentuk rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan, alam semesta, dan leluhur.

Tak hanya Galungan, di momen yang hampir bersamaan, umat Muslim merayakan Idul Fitri dan umat Kristiani merayakan Paskah. Betapa indahnya ketika perbedaan tidak menjadi sekat, melainkan jembatan kasih sayang antar umat manusia. Ini adalah berkah sejati dari Tuhan dan semesta, yang menegaskan bahwa Bali bukan hanya tempat, melainkan jiwa—tempat di mana alam, budaya, dan spiritualitas hidup berdampingan dalam harmoni.

Bali, dengan alamnya yang bertaksu dan budayanya yang adi luhung, adalah anugerah yang tiada tara. Mari jangan khianati keindahan ini dengan kerakusan dan kelalaian. Jangan rusak hutan, sungai, laut, dan budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Bersyukurlah kita hidup dan berada di Bali.
Rawatlah alam dan budaya Bali dengan sepenuh hati,
karena dari sinilah harmoni kehidupan seluruh makhluk hidup dijaga.
Ingatlah: menjaga Bali adalah menjaga masa depan umat manusia.

Terima kasih, alam semesta.
Terima kasih, Tuhan, atas segala karunia-Mu.

"The Full Moon Welcomes Galungan Day: A Symphony of Nature and Spirituality in Bali"

, the skies over Bali were adorned with indescribable beauty. The full moon shone with majestic brilliance, casting its silvery light across a serene blue sky. The evening stars twinkled like jewels, bearing silent witness to the peace that enveloped the island. The atmosphere was calm, lush, and deeply meaningful.

The full moon did more than illuminate the night—it symbolized the triumph of Dharma over Adharma—the victory of good over evil, purity over corruption. This is the essence of Galungan Day, a time when Hindus celebrate spiritual victory, offering prayers and sacred offerings in deep gratitude to God, the universe, and their ancestors.

This sacred time is made even more meaningful as it coincides with the celebrations of Eid al-Fitr and Easter. How beautiful it is when our differences unite us, not divide us—when love and respect flourish among all people. This is the true blessing of God and the universe: that Bali is not just a place, but a spirit—a land where nature, culture, and spirituality live in harmony.

Bali, with its sacred energy and noble traditions, is a gift beyond measure. Let us not betray this beauty with greed or neglect. Let us not destroy the forests, rivers, oceans, or the precious heritage passed down through generations.

Be grateful that we are here, living in Bali.
Let us care for her nature and culture with all our heart,
for in doing so, we preserve the harmony of life for all beings.
Remember: protecting Bali is protecting the future of humanity.

Thank you, universe.
Thank you, God, for all Your blessings.

happy galungan day