5 Jan 2025
2 menit waktu baca
247view
2 menit waktu baca

Orang Buta dengan Lentera

Dahulu kala di sebuah desa hiduplah seorang pria buta.

Setiap kali dia keluar di malam hari, dia selalu membawa lentera yang menyala bersamanya.

Suatu malam ketika pulang dari rumah temannya, seperti biasa dia menyalakan lentera, dan mulai berjalan menuju rumahnya, sambil memegang lentera itu di tangannya.

Saat itu beberapa anak laki-laki nakal melihat orang buta tersebut dan mulai menertawakannya. Salah satu dari mereka berkata dengan keras, “Hei, lihat, orang buta itu membawa lentera. Apa gunanya lentera bagi orang buta?”

Mendengar perkataannya, orang buta itu berhenti dan berkata dengan rendah hati, “Kalian benar saudara-saudara. Aku buta. Aku tidak bisa melihat. Apa gunanya lentera bagiku..?

Aku terbiasa hidup dalam kegelapan saja.

Tapi, orang-orang sepertimu yang bisa melihat, tidak terbiasa hidup dalam kegelapan.

Kamu mungkin kesulitan melihat orang dalam kegelapan.

Kamu mungkin tidak memperhatikan, dan secara tidak sengaja mendorongku, lalu apa yang akan terjadi padaku?

Itulah sebabnya aku membawa lentera ini untuk orang-orang sepertimu. Sehingga orang yang bisa melihat, dapat melihat orang buta dalam kegelapan.”

Para anak laki-laki tersebut menjadi malu setelah mendengarkan orang buta itu, dan mulai meminta maaf kepadanya, serta bersumpah bahwa di masa depan, tidak akan pernah mengatakan apa pun kepada siapa pun tanpa berpikir lebih dulu.

Ada berbagai jenis orang di dunia. Ada beberapa yang mengabaikan kelemahan mereka sendiri, tapi selalu siap untuk mengolok-olok kelemahan orang lain.

Tanpa memperkirakan kenyataan, mereka menertawakan kelemahan orang lain dan menyakiti mereka dengan panah kata-kata tajam mereka. Tapi ketika mereka ditampar oleh kenyataan, mereka tidak punya apa-apa lagi kecuali rasa bersalah.

Oleh karena itu, seseorang tidak boleh mencoba untuk mempermalukan siapa pun, dan harus berpikir hati-hati sebelum mengatakan apa pun.