21 Des 2023
2 menit waktu baca
31 view
2 menit waktu baca

Kekuatiran Xi Jinping Akan Runtuhnya PKC

Kekuatiran Xi Jinping Akan Runtuhnya PKC

Selama pertengahan tahun 2023, Xi Jinping, pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), secara konsisten mengeluarkan peringatan mengenai kehancuran partai tersebut di tengah-tengah gencarnya gerakan global mundur dari partai dan afiliasinya (Tuitang) yang jumlahnya sudah melebihi 423 juta orang. Gerakan global untuk mundur dari PKT telah berkembang pesat sejak akhir tahun 2004 setelah penerbitan buku “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” oleh The Epoch Times. 

Greek City Times pada 17 Juli 2023 lalu melaporkan bahwa pada pertemuan puncak Shanghai Cooperation Organization (SCO) awal Juli 2023, Xi mengatakan dihadapan anggota SCO dari sejumlah negara bahwa mereka harus waspada terhadap "kekuatan eksternal" yang mencoba menyiapkan skenario perang dingin baru dan menciptakan kubu konfrontatif. Dia telah berulang kali mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan keruntuhan PKT jika tantangan tersebut tidak ditangani dengan baik, yang tampaknya tidak dapat dihindari. 

Menurut laporan dari Greek City Times, sebelumnya pada tahun 2022, Presiden Tiongkok Xi Jinping juga pernah menyampaikan pidato di kelas pelatihan kader muda, yang kini telah diterbitkan sebagai artikel di jurnal Partai Komunis Tiongkok berjudul "Mencari Kebenaran." Dalam pidatonya, Xi Jinping mengungkapkan keprihatinannya terhadap potensi runtuhnya PKT.  

Untuk itu, Xi Jinping menekankan pentingnya berpegang pada prinsip-prinsip Marxisme dan Komunisme dalam konteks karakteristik Tiongkok. Ia memperingatkan bahwa penyimpangan dari keyakinan ini dapat menyebabkan disintegrasi serupa seperti yang terjadi di Uni Soviet. 

PKT dilaporkan prihatin dengan kemungkinan mengalami nasib serupa dengan Uni Soviet, yang mengalami pembubaran menyusul gelombang besar orang yang meninggalkan partai dalam gerakan Tuitang. PKT menjadi semakin khawatir karena kombinasi dari memburuknya permasalahan internal dan eksternal Tiongkok, serta meningkatnya persaingan dengan komunitas internasional, khususnya dengan Amerika Serikat. Tiongkok menghadapi berbagai tantangan baik di bidang ekonomi maupun sosial. 

Masih berdasarkan laporan Greek City Times, kebijakan yang diterapkan oleh otoritas PKT semakin menghadapi ketidaksetujuan dan kritik dari dalam Tiongkok dan negara-negara lain. 

Menanggapi meningkatnya tantangan terhadap dinamika kekuasaannya, PKT telah mengambil langkah-langkah yang lebih otoriter, termasuk tindakan keras terhadap oligarki Tiongkok, pembatasan kebebasan dan penyampaian pendapat masyarakat, penyensoran kritik online, dan yang pasti konsolidasi kekuasaan di tangan Presiden Xi. 

Lebih lanjut Greek City Times menyebutkan, meskipun terdapat upaya-upaya Partai Komunis Tiongkok untuk menekan perbedaan pendapat, tanda-tanda ketidakpuasan tetap ada, seperti ratusan jutaan orang di seluruh dunia yang meninggalkan PKT untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap taktik partai penguasa yang menekan kebebasan berekspresi dan kebebasan individu. 

Perkembangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pimpinan PKT, sehingga mendorong Presiden Xi untuk secara terbuka mengakui potensi kehancuran partai tersebut karena eksodus massal. Xi telah mendesak masyarakat untuk tetap setia kepada partainya demi keselarasan ideologi.